Peneliti dan tokoh masyarakat harus berhati-hati saat berbicara: Covid-9 tidak dapat diumumkan tanpa pengujian
- Corona
- Okt 24, 2020
- 0
Kelompok Kerja Penanganan Covid-19 TRIBUNNEWS.COM-Jakarta menyoroti kabar ditemukannya obat Covid-19 yang beredar di masyarakat. Tetapi ini tidak berarti bahwa setiap orang dapat melakukan penelitian.
“Pada konferensi pers Gravid BNPB pada hari Selasa, Profesor Wiku Adisasmito, juru bicara Kelompok Kerja Pengobatan Covid-19, mengatakan:” Anda tidak boleh mengklaim bahwa obat tersebut adalah obat Covid-19 tanpa diuji. 4/8/2020).
Tanpa uji klinis, Wiku menyatakan apakah obat tersebut dapat menyembuhkan pasien Covid-19 belum dapat dipastikan. Efek samping obat ini sama. Tentu saja, ini berita besar bagi negara kita dan kita semua. Tapi ingat, kamu harus mengujinya dan mendapatkan izin sebelum bisa melepaskannya. Tidak bisa sembarangan karena itu nyawa manusia, “lanjut Wiku. Menurut laporan Wiku, tidak jelas jenis obat apa yang diklasifikasikan. .
“Ini termasuk jamu standar, Vito Farmaca atau jamu. Kata Wiku.

Untuk itu, Wiku juga mengingatkan peneliti dan masyarakat agar berhati-hati dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat.
“Jangan biarkan orang panik mencari jalan keluar sampai aku mengerti sesuatu, tapi itu tidak sepenuhnya benar.” Pungkasnya-sebelumnya, diunggah ke Anji, Jumat lalu (31 Juli 2020) Dalam video di akun YouTube tersebut, Hardy Pranoto disebut sebagai seorang ahli mikrobiologi. Dalam video format wawancara, Hardy mengatakan menemukan larutan antibodi Covid-19 yang bisa menyembuhkan ribuan pasien Covid-19 -semua pasien yang mendapat obat sudah sembuh-lalu diunggah di media sosial. Video itu dibahas secara ekstensif. -Banyak ahli medis bahkan mengutuk video tersebut dan menyebutnya bid’ah.
Komentar Terbaru