Laporan reporter Tribunnews.com Choirul Arifin-Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Pandemi Covid-19 telah menyebabkan mobilitas yang sangat sedikit, sehingga konsumsi energi global turun tajam (seperti permintaan bahan bakar). Fenomena ini juga mempengaruhi permintaan minyak dan gas selama pandemi.

“Melihat dampak luar biasa dari pandemi dunia, termasuk dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Menurut saya dampak ini dapat berlanjut hingga tahun 2021, dan kita mulai dapat mengimbangi keadaan normal yang baru,” Juli 2020 Kata Aris Kusmanto, CEO PT Profluid, perusahaan general supply and maintenance service di industri migas, yang berbicara dengan Tribunnews pada Kamis, 16 Agustus. — Aris menuturkan, saat ini operasional bisnis banyak perkantoran belum maksimal, dan beberapa perkantoran masih menerapkan “work from home” (WFH) kepada karyawan.

Baca: Pandemi dan rencana merger dipandang sebagai pendorong bagi karyawan. Penguatan ekonomi syariah negara – Selama ini perseroan telah mengelola bisnis general material dan service maintenance di bidang migas untuk kargo yang diimpor dari Amerika Serikat dan Eropa ke tujuan di Cepu, Jawa Tengah, Jakarta dan Jambi. . — -Profluid saat ini adalah pemegang merek dagang dan telah menandatangani kontrak online dengan banyak perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di Indonesia (termasuk ExxonMobil, BP Berau, Conoco, dan lainnya di MRO) untuk mendukung suku cadang Mendukung operasi pengangkatan oli. -Untuk transportasi gas alam terkompresi, saat ini terdapat dua aplikasi yang di-host, yaitu industri dan transportasi.

Dikatakannya selama pandemi, pengiriman gas alam terkompresi turun karena banyak industri yang menggunakan GNC juga mengalami penurunan produksinya, termasuk industri makanan dan industri katering. Karena pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) harus ditutup. — Aris Kusmanto (Aris Kusmanto) menjelaskan, pihaknya telah menetapkan tujuan sendiri, yaitu meningkatkan kegiatan Profluid sebesar 15% per tahun dari segi pendapatan. Penyedia database.