Menggali cerita tentang korban korona yang bekerja 15 jam sehari menyoroti media asing
- Corona
- Jul 08, 2020
- 0
Jakarta, TRIBUNNEWS.COM – Kisah para penggali kubur di Jakarta telah menarik perhatian media asing karena beban kerja yang berat dan risiko yang tinggi. Berita Pagi (Cina).
Agence France-Presse mulai melaporkan kesaksian seorang penggali kubur bernama Junaidi Hakim.
Ketika wartawan AFP memantau pemakaman di Pondok Ranggon di Jakarta timur, Junaidi meminta rekan-rekannya untuk bekerja lebih cepat. .
Baca: WHO menghentikan uji coba obat malaria hydroxychloroquine pada pasien Covid-19
Baca: Selama tiga hari berturut-turut, tidak ada kasus Covid-19 baru di daerah Gunungkidul
Dia mengungkapkan bahwa Mereka harus menyelesaikan kuburan yang kurang dari 10 menit untuk mengurangi risiko infeksi dengan Covid-19.

Baca: Investigasi: Ketika Covid-19 pecah, kemiskinan meningkat
“Begitu ambulans tiba, kami memindahkan mayat itu dan kami membawanya ke Gua Lahad, segera Taruh itu dan buang segera. “” (Harus selesai) 10 menit, “kata Junaidi (42).
Junaidi menambahkan bahwa kekhawatiran terbesar adalah ketika menurunkan kotak ambulans. Karena dada harus dipegang, dan kontak antara dada dan anggota tubuh pasti terjadi.
“Kecemasan ini menghilang setelah jatuh.” Ayah empat anak ini melanjutkan.
Agence France-Presse melaporkan bahwa ada 50 penggali kuburan di sekitar Pemakaman Pondok Ranggon.Ini adalah salah satu dari dua kuburan khusus tempat Covid-19 meninggal di Jakarta.
Komentar Terbaru